Para Wali Sembilan di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Adalah Raden Patah dan Sunan Kali Jaga yang berjasa besar. Carilah wayang di Jawa Barat, golek ono dalam bahasa jawi, sampai ketemu wong nya isinya yang di tengah, jangan hanya ketemu kulit nya saja di Timur di wetan wiwitan. Mencari jati diri itu di Barat atau Kulon atau kula yang ada di dalam dada hati manusia. Maksud para Wali terlalu luhur dan tinggi filosofi nya. Wayang itu tulen dari Jawa asli, pakeliran itu artinya pasangan antara bayang bayang dan barang aslinya. Seperti dua kalimah syahadat. Adapun Tuhan masyrik wal maghrib itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa jawa dulu yang artinya wetan kawitan dan kulon atau kula atau saya yang ada di dalam. Carilah tuhan yang kawitan pertama dan yang ada di dalam hati manusia.
Senin, 20 Januari 2020
Definisi Wayang
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan ini juga populer di beberapa daerah seperti Sumatra dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu.Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun, kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia.Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Pengertian wayang menurut para ahli
Kata wayang sebenarnya berasal dari bahasa Jawa, yang berarti bayangan. Jika dilihat dari arti filsafatnya, wayang merupakan bayangan atau cerminan dari sejumlah sifat yang dimiliki manusia, misalnya saja sifat murka, serakah, pelit, bijak, dan lain sebagainya.
Secara umum, wayang diartikan sebagai boneka untuk meniru orang, yang dibuat dari pahatan kulit atau kayu, dan digunakan untuk menampilkan tokoh dalam sebuah pertunjukan drama tradisional. Pemain wayang dikenal dengan istilah dalang. Biasanya wayang diciptakan sesuai dengan watak, sifat, dan perilaku yang dimiliki oleh suatu tokoh.
Pengertian wayang menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Wayang merupakan pelaku atau orang suruhan yang bergerak sesuai dengan keinginan orang lain.
2. Menurut R. T. Josowidagdo
Wayang merupakan bayangan atau ayang-ayang. Sebab, yang kita lihat saat pertunjukan drama adalah bayangannya pada kelir. Kelir adalah kain putih yang biasanya dibentangkan dalam pertunjukan wayang. Bayangan tersebut timbul karena sinar "belencong" yang ada di atas kepala si dalang.
3. Menurut Doktor Th. Piqeud
Wayang merupakan boneka yang ditampilkan dalam suatu pertunjukan, yang mengandung berbagai nasihat tentang sikap yang harus dimiliki manusia dalam kehidupan ini. Biasanya, musik yang digunakan dalam pementasan wayang adalah musik gamelan slendro
Fungsi Wayang di dunia Internasional
- Wayang di dunia Internasional
Hal ini terjadi tepat pada tanggal 7 November 2003, Wayang Kulit dinobatkan sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit juga turut di daftarkan sebagai daftar representatif budaya tak benda warisan manusia oleh UNESCO, sebuah lembaga budaya dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Barulah pada tanggal 21 April 2004 di Paris-Perancis berlangsung upacara penyerahan penghargaannya.
Hal ini tentulah sangat membanggakan, Koichiro Matsuura menyerahkan Piagam Penghargaan Wayang Indonesia kepada Drs. H. Solichin, Ketua Umum SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) yang mewakili masyarakat Pewayangan Indonesia. Wayang telah memiliki dampak positif bagi citra bangsa Indonesia di mata dunia. Suatu prestasi budaya yang luar biasa, sekaligus sebagai tantangan apakah kita mampu melestarikan dan mengembangkan wayang bagi semua kepentingan.
Asal Usul Wayang
Asal Usul Wayang
Ditinjau dari sejarah yang ada, asal usul wayang dianggap telah hadir semenjak 1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke 2 Masehi.Adapun masuknya agama Hindu di Indonesia pun telah menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Kisah Mahabrata dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada zaman Hindu Budha di masa itu. Kedua epik ini dinilai lebih menarik dan memiliki kesinambungan cerita yang unik sehingga pada abad ke X hingga XV Masehi, kedua kisah inilah justru yang menjadi cerita utama dalam setiap pertunjukan wayang.
Dari perkembangannya, pertunjukan wayang juga mulai diiringi dengan segala perlengkapan alat musik tradisional gamelan dan para sinden. Kedua pelengkap ini dihadirkan Sunan Kalijaga untuk menambah semarak pertunjukan wayang sehingga lebih menarik untuk di tonton.
Isi Wayang
Isi Wayang

Wayang merupakan salah satu pertunjukan yang di dalamnya terkandung segala aspek kehidupan manusia. Pemikiran manusia, entah itu berhubungan dengan ideologi, keadaan ekonomi, keadaan politik, ataupun pertahanan keamanan, semuanya bisa dimuat dan disampaikan ke publik dalam bentuk wayang.
Wayang memiliki unsur tatanan, tuntunan, dan tontonan. Tatanan merupakan norma yang mengandung nilai-nilai etika, yang dijadikan pedoman atau aturan main bagi para dalang. Wayang juga dikatakan sebagai pertunjukan teater total, karena menyajikan banyak aspek seni. Mulai dari seni drama, seni musik, seni gerak, seni sastra, hingga seni rupa.
Di dalam wayang juga terdapat sejumlah unsur penting, seperti dialog antar tokoh, ekspresi, suluk, kombangan, kepyakan, dan masih banyak lagi.
Jenis-Jenis Wayang
Jenis-Jenis Wayang

Ada banyak sekali jenis wayang yang terdapat di negara Indonesia. Terlebih wayang memiliki banyak bentuk, ukuran, dan medium. Ada yang berbentuk gulungan gambar, kulit, kayu, ataupun topeng. Berikut ini adalah beberapa jenis wayang yang cukup populer di Indonesia:
1. Wayang beber
Wayang beber merupakan salah satu wayang tertua di negara kita. Dalam pertunjukan ini, wayang berbentuk lembaran gambar dinarasikan oleh seorang dalang. Kamu bisa menemukan wayang jenis ini di daerah asalnya di Pacitan, Donorojo, Jawa Timur. Wayang beber sering menggunakan kisah Mahabrata, kisah Ramayana, ataupun kisah dari cerita rakyat, seperti kisah asmara Dewi Sekartaji.
2. Wayang kulit
Wayang kulit termasuk jenis wayang yang paling populer di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang ini bentuknya pipih dan dibuat dari bahan kulit kerbau atau kulit kambing. Bagian lengan dan kaki wayang ini bisa digerakkan. Di daerah Bali dan Jawa, pertunjukan wayang kulit biasanya mengkombinasikan cerita Hindu dengan cerita Budha dan Islam. Kendati demikian, wayang kulit sering juga menceritakan mitos atau cerita rakyat dari daerah tertentu.
3. Wayang klitik (karucil)
Wayang ini bentuknya hampir sama dengan wayang kulit. Bedanya, wayang ini dibuat dari bahan kayu. Selain itu, dalang juga menggunakan bayangan saat pementasan wayang klitik. Kata "klitik" ini berasal dari suara kayu yang ditimbulkan pada saat wayang dimainkan.
Biasanya wayang ini mengangkat cerita dari kerajaan Jawa Timur, seperti misalnya Kerajaan Kediri, Kerajaan Majapahit, dan Kerajaan Jenggala. Adapun cerita yang paling populer saat pementasan wayang klitik adalah cerita Damarwulan. Cerita ini memiliki kisah yang sangat disukai masyarakat.
4. Wayang golek
Pertunjukan wayang golek dilakukan dengan memakai wayang tiga dimensi yang dibuat dari bahan kayu. Jenis wayang ini paling populer di daerah Jawa Barat. Wayang golek dibedakan menjadi dua jenis, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa.
Dari dua jenis ini, wayang golek purwa lebih dikenal oleh masyarakat. Adapun kisah yang diangkat oleh wayang jenis ini biasanya mengacu pada adat Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji, kisah Damarwulan, dan lain sebagainya.
5. Wayang wong
Fungsi Wayang
Fungsi Wayang

Wayang menggambarkan alam pikiran manusia yang dualistik. Selalu ada dua pihak atau dua kelompok yang saling bertentangan. Ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang halus dan ada yang kasar, dsb. Wayang juga biasanya digunakan sebagai alat pengendalian sosial. Sebab, wayang bisa saja menyampaikan humor yang mengandung kritik sosial.
Fungsi lain wayang adalah sebagai alat pengukuhan status sosial. Karena orang yang bisa mengundang dalang untuk melakukan pementasan wayang hanyalah orang terpandang. Wayang juga berfungsi sebagai sarana hiburan, sarana pendidikan, dan alat untuk menanamkan solidaritas sosial.
Kandungan Dalam Wayang
Kandungan Dalam Wayang
- Wayang Bersifat “Momot Kamot”. Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia (momot kamot). Pemikiran manusia, baik terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum maupun pertahanan keamanan dapat termuat di dalam wayang.
- Wayang Mengandung Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan. Di dalam wayang dikandung tatanan, yaitu suatu norma atau konvensi yang mengandung etika (filsafat moral). Norma atau konvensi tersebut disepakati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Di dalam pertunjukan wayang dikandung aturan main beserta tata cara mendalang dan bagaimana memainkan wayang, secara turun temurun dan mentradisi, lama kelamaan menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman (konvensi).
- Wayang Merupakan Teater Total. Pertunjukan wayang dapat dipandang sebagai pertunjukan teater total, artinya menyajikan aspek-aspek seni secara total (seni drama, seni musik, seni gerak tari, seni sastra, dan seni rupa). Dialog antar tokoh (antawecana), ekspresi narasi (janturan, pocapan, carita), suluk, kombangan, dhodhogan, kepyakan, adalah unsur-unsur penting dalam pendramaan.
Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan
Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan
Wayang Kulit
- Wayang Purwa
- Wayang Madya
- Wayang Gedog
- Wayang Dupara
- Wayang Wahyu
- Wayang Suluh
- Wayang Kancil
- Wayang Calonarang
- Wayang Krucil
- Wayang Ajen
- Wayang Sasak
- Wayang Sadat
- Wayang Parwa
- Wayang Arja
- Wayang Gambuh
- Wayang Cupak
- Wayang Beber
Wayang Bambu
Wayang Kayu
- Wayang Golek/Wayang Thengul
- Wayang Menak
- Wayang Papak/Wayang Cepak
- Wayang Klithik
- Wayang Timplong
- Wayang Potehi
- Wayang Golek Techno
- Wayang Ajen
Wayang Orang
Wayang Motekar
Wayang potehi
Jenis-jenis wayang menurut asal daerah
Jenis-jenis wayang menurut asal daerah
Beberapa seni budaya wayang selain menggunakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Bali juga ada yang menggunakan bahasa Melayu lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar. Beberapa di antaranya antara lain:
- Wayang Surakarta
- Wayang Jawa Timur
- Wayang Bali
- Wayang Sasak (NTB)
- Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
- Wayang Palembang (Sumatra Selatan)
- Wayang Betawi (Jakarta)
- Wayang Cirebon (Jawa Barat)
- Wayang Madura (sudah punah)
- Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)
Langganan:
Komentar (Atom)







